Wednesday, January 4, 2012
Tugas Manajemen Proyek & Resiko Bab ke 7 dan 8
· PROJECT
COST MANAJEMENT
Biaya adalah sumber daya yang dikorbankan atau
yang tidak dapat dihindari, untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Atau dapat
juga diartikan sesuatu yang nantinya akan ditukarkan (dengan keuntungan
tertentu). Biaya biasanya diukur dalam satuan moneter, seperti dolar. Manajemen
Biaya proyek mencakup proses-proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa
proyek ini selesai dalam anggaran yang disetujui.
Proses-proses dalam MBP meliputi:
Estimasi biaya: Mengembangkan perkiraan atau
estimasi biaya sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek.
Penganggaran (Budgeting) Biaya: alokasi
estimasi biaya keseluruhan untuk item pekerjaan individu untuk menetapkan data
dasar untuk mengukur kinerja.
Pengendalian Biaya: Pengendalian perubahan
anggaran proyek.
Alat dan teknik dasar untuk perkiraan biaya:
Analog atau perkiraan top-down: menggunakan
biaya yang sebenarnya dari sebuah proyek, sebelumnya sama sebagai dasar untuk
memperkirakan biaya proyek ini.
perkiraan Bottom-up: Melibatkan memperkirakan
item pekerjaan individu atau kegiatan dan menjumlahkan mereka untuk mendapatkan
total proyek.
Pemodelan parametrik: karakteristik proyek
Menggunakan (parameter) dalam model matematis untuk memperkirakan biaya proyek.
alat bantu Komputerisasi, seperti spreadsheet
dan perangkat lunak manajemen proyek, yang dapat memudahkan perkiraan biaya dan
alat yang berbeda estimasi.
Sumber : http://indrasummerainbow.wordpress.com/2011/10/30/project-cost-management/
· PROJECT
QUALITY MANAJEMENT
Pengertian Mutu ( Kualitas )
Definisi ini jelas menekankan pada kepuasan
pelanggan atau pemakai produk. Dalam suatu proyek gedung, pelanggan dapat
berarti pemberi tugas, penyewa gedung atau masyarakat pemakai. Misalnya dari
segi disain, kepuasan dapat diukur dari segi estetika, pemenuhan fungsi,
keawetan bahan, keamanan, dan ketepatan waktu. Sedangkan dari segi pelaksanaan,
ukurannya adalah pada kerapihan penyelesaian, integritas (sesuai gambar dan
spesifikasi) pelaksanaan, tepatnya waktu penyerahan dan biaya, serta bebas
cacat.
Dengan kata lain manajemen Mutu adalah
aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan yang menetapkan dan menjalankan
kebijakan mutu suatu perusahaan/organisasi. Dalam rangka mencukupkan kebutuhan
pelanggan dan ketepatan waktu dengan anggaran yang hemat dan ekonomis, seorang
manager proyek harus memasukkan dan mengadakan pelatihan management kualitas.
Hal hal yang menyangkut kualitas yang di maksud diatas adalah :
Produk / pelayanan / proses pelaksanaan.
Proses management proyek itu sendiri.
Didalam tuntutan zaman , dan dalam era
persaingan bebas, kita harus banyak belajar tentang hal hal yang menyangkut
proses manajemen dalam lingkungan kerja, terutama tentang pentingnya sistem dan
realisasinya dalam proyek di lapangan.
Management kualitas Proyek
Process Management Model
Model atau cara ini digunakan menghubungkan
faktor kesuksesan yang kritis pada proses bisnis . Ini membangun dasar pondasi
yang mana Continous Quality Management Model meneruskan mengadakan suatau
analisis yang terhadap langkah langkah dan proses dalam meningkatkan dan
memanfaatkan kesempatan yang ada.
Continuous Quality Management
Penggunaan kualitas dalam proyek konstruksi
Management kualitas yang terpadu merupakan
pendekatan yang umum di gunakan untuk mendapatkan suatu kualitas yang
diinginkan. Dan kualitas suatu proyek adalah masalah yang khusus yang mana
wajib memerlukan penafsiran yang khusus pula.
Ada 6 (enam) lingkup dari pekerjaan proyek
yang mana kualitas harus diuji dan diperiksa yaitu :
Kualitas dari penerangan dan keputusan dari
klien
Kualitas dari proses disain
Kualitas Material dan komponen
Kualitas dari kumpulan proyek
Kualitas dari kegiatan management proyek
Management proyek sebagai rata rata dari
peningkatan kualitas proyek
Syarat Penggunaan dalam Quality Management
Ada beberapa bagian yang mana digunakan dalam
management kualitas. Dalam konteks konstruksi beberapa akan di jelaskan.
1. Inspeksi
Inspeksi merupakan alat untuk mengukur
kegiatan proses konstruksi untuk memeriksa apakah standard spesifikasi udah di
capai.
2. Quality control
Pengendalian Mutu (Quality Control) adalah
teknik dan aktivitas operasi yang digunakan agar mutu tertentu yang dikehendaki
dapat dicapai. Aktivitasnya mencakup monitoring, mengeliminir problem yang
diketahui, mengurangi penyimpangan/perubahan yang tidak perlu serta usaha-usaha
untuk mencapai efektivitas ekonomi.
Mutu (kualitas) dalam kerangka ISO-9000
didefinisikan sebagai “ciri dan karakter menyeluruh dari suatu produk atau jasa
yang mempengaruhi kemampuan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan
tertentu”. Hal ini berarti bahwa kita harus dapat mengidentifikasikan ciri dan
karakter produk yang berhubungan dengan mutu dan kemudian membuat suatu dasar
tolok ukur dan cara pengendaliannya.
Quality Assurance
Pemastian Mutu (Quality Assurance) adalah
seluruh tindakan yang sistematis dan terencana yang diperlukan agar terjadi
kepastian dan kepercayaan terhadap mutu produk/jasa yang diberikan.
Aktivitasnya mencakup kegiatan proses, baik internal maupun eksternal termasuk
merumuskan kebutuhan pelanggan. Maksud dari Quality assurance ini adalah
mengidentifikasi kemajuan dari kualitas. Quality assurance mengevaluasi cost
dari proyek secara keseluruhan secara teratur untuk menetapkan anggaran yang
keluar relevan dan sesuai dengan standard kualitas.
Total Quality Management (management kualitas
terpadu )
Pada tahun-tahun sekarang sangat sangat
penting meningkatkan kualitas dari sebuah produk yang di hasilkan . Tekanan ini
banyak datang dari perusahaan -perusahaan besar internasional seperti
perusahaan mobil dan computer. Persaingan antar perusahaan tersebut lebih
memaksa mereka untuk lebih lagi meningkatkan kualitas produk yang di hasilkan,
agar mendapat kepercayaan dari pasar..
5 ( lima ) pilar dalam Total quality
management
Semua sistem manajemen yang menjunjung tinggi
kemanusiaan di perlukan untuk menyatukan prinsip prinsip Total quality
management ke dalam setiap aspek organisasi. Bill Creech, salah seorang dari
Tim manajemen impian tahun 90-an di Amerika, telah lama menggunakan lima pilar
sebagai suatu cara untuk memberikan gambaran akan perlunya dasar yang luas bagi
TQM . Menurut Bill Creech ,Produk adalah titik pusat untuk tujuan dan
pencapaian organisasi. Mutu dalam produk tidak mungkin ada tanpa mutu di dalam
proses. Mutu di dalam proses tidak mungkin ada tanpa organisasi yang tepat.
Organisasi yang tepat tidak ada artinya tanpa pemimpin yang memadai. Komitmen
yang kuat dari bawah ke atas merupakan pilar pendukung bagi semua yang lain.
setiap pilar tergantung pada pilar yang lainnya , dan kalau salah satu lemah
sendirinya yang lain akan lemah.
Penerapan TQM dalam Organisasi
Didalam 5 pilar manajemen kualitas terpadu ,
organisasi merupakan pilar di tengah. Cara kita berorganisasi jelas
mempengaruhi semua unsur dan kegiatan yang lain. Organisasi adalah kerangka
kerja yang diandalkan oleh seluruh sistem manajemen untuk mendapatkan hasil
kerja yang efisien. Untuk alasan tersebut organisasi lebih dari sesuatu dalam
menentukan kesehatan dan vitalitas keseluruhan dari sistem. Pengalaman
menunjukan bahwa beberapa struktur organisasi hanya cocok untuk sistem
sentralisasi,
sedangkan yang lain hanya cocok untuk sistem
desentralisasi. Penetapan sentralisme pada input dan ketergantungan pada
peraturan yang berlebihan menekan semangat manusia . Perlakuan yang kasar
terhadap factor sistem manusia memuat orang merasa terasing dan juga bisa
memadamkan motivasi kita. Sebaliknya struktur desentralisasi mempermudah
pemimpin dan membebaskan kreatifitas. Sebenarnya. Pertanyaaan kuncinya adalah
organisasi mengembangkan atau meredam semangat manusia. Oleh karena itu
bagaimana kita memilih organisasi yang dapat melambungkan dan organisasi yang
dapat memjatuhkan kita. Berkenaan dengan hal itu , memikirkan struktur sebuah
organisasidalam arti vertical merupakan hal yang tradisional. Seertisebuah
pyramid dengan sebuah puncak, suatu
dasar, dengan berlapis lapis manajemen
diantaranya. Tetapi ini dapat juga di pikirkan sebagai sebuah segitiga , yang
terletak pada sebuah sisinya, ada bagian depan dan belakang. Semakin tinggi
rasio gigi ke ekor dari organisasi itu. Tak perlu di pertanyakan lagi, semakin
sengitnya persaingan dalam era globaliasi, semakin banyak gigi yang diperlukan.
Karyawan di bagian depan, di ujung tombak yang langsung berhadapan dengan
pelanggan dan pesaing.
Kebanyakan dalam bisnis Amerika menyebut
karyawan sebagai Frontline
(garis depan), tetapi itu hanya berupa
pemikiran depan ke belakang. Dalam analisis akhir, peran dimenangkan dengan apa
yang terjadi di depan .Hasil akhir dari persaingan ekonomi antar organisasi dan
antar negara ditentukan dengan cara yang tepat sama. Hasil akhirnya tergantung
pada pelaksana ujung tombak. Oleh karena itu pemikiran konseptual mengenai
organisasi harus dimulai dari bawah (di bagian depan) dan di lanjutkan dari
situ, dengan focus yang semakin terpusat pada cara membuat struktur tebaik bagi
organisasi dan mengatur agar baggian garis depan menjadi kompeten, kreatif, dan
memberikan komitmennya sebagai prasyarat untuk sukses.
Perubahan sekarang sudah menyebar ke mana mana
dan proses mutu diucapkan oleh banyak orang. Tetapi hanya sedikit terjadi
perubahan yang sebenarnya. Hal ini disebabkan oleh kebanyakan perusahaan sedang
memandang proses yang terjadi bukan merupakan perpanjangan dari permintaaan
mereka dari seluruh organisasi. Ini merupakan penghapusan yang serius karena di
situklah kerusakan paling menyedihkan akibat sentralisme. Struktur yang di
hasilkan nya dan tergantung dalam rangka.
mendukung ajarannya adalah kebalikan dari
cepat tanggap dan fleksibilitas. Dan hal itu membuat kuno dan tidak cocok
dengan persaingan gerak cepat dari zaman globalisasi. Sementara beberapa
praktisi.sentralisme yang penuh keyakinan mengaku mendukung perubahan , dalam
kenyataanya perubahan tadi hanyalah tambal sulam pada suatu sistem yang pada
dasarnya demikian rusak seingga kegunaan dari tambalan tadi demikian kecil.
Sistem Management Kualitas
Pengertian Sistem
Dari segi Etimologi, kata sistem sebenarnya
berasal dari Bahasa Yunani yaitu
“Systema”, yang dalam Bahasa Inggris dikenal
dengan “SYSTEM”, yang mempunyai satu pengertian yaitu sehimpunan bagian atau
komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan
yang tidak terpisahkan. Berikut ini pengertian sistem yang di berikan oleh para
ahli :
Buckley
Sistem adalah suatu kebulatan atau totalitas
yang berfungsi secara utuh, disebabkan adanya saling ketergantungan diantara
bagian-bagiannya. (A whole that functions as a whole by virtue of
interdependence of its parts).
Sistem adalah sekelompok komponen yang terdiri
dari manusia dan/atau bukan manusia (non-human) yang diorganisir dan diatur
sedemikian rupa sehingga komponen-komponen tersebut dapat bertindak sebagai
satu kesatuan dalam mencapai tujuan, sasaran bersama atau hasil akhir.
Pengertian ini, mengandung arti pentingnya aspek pengaturan dan
pengorganisasian komponen dari suatu sistem untuk mencapai sasaran bersama,
karena bila tidak ada sinkronisasi dan koordinasi yang tepat, maka kegiatan
masing-masing komponen, sub-sistem, atau bidang dalam suatu organisasi akan
kurang saling mendukung.
B.S. Blanchard (1990)
Engineering System adalah aplikasi yang
efektif dari usaha-usaha ilmu pengetahuan dan engineering dalam rangka
mewujudkan kebutuhan operasional menjadi suatu sistem konfigurasi tertentu,
melalui proses yang saling terkait berupa definisi keperluan analisis
fungsional, sintesis, optimasi, desain, tes, dan evaluasi.
Pemakaian sistem dapat di golongkan secara
garis besar dalam 2 golongan pemakaian yaitu :
Menunjukan pada suatu bentuk fisik, sesuatu
wujud benda, abstrak maupun konkrit termasuk juga konsepsi yang dikenal dengan
deskriptif
Menunjukan suatu metode atau tata-cara yang
dikenal dengan preskriptif
Sistem paling sering digunakan untuk
menunjukan pengertian metode atau cara dan sesuatu himpunan unsur atau komponen
yang saling berhubungan satu sama lain menjadi satu kesatuan.
Deskriptif / Preskriptif
Ini sebuah mobil. Ini sebuah mobil yg bisa
memberi layanan transportasi ekonomis. Ini program investasi yang akan
meningkatkan deviden. Ini perlengkapan keamanan yang akan mencegah kecelakaan
contoh tersebut di atas menunjukan pada suatu wujud barang atau benda dalam
pengertian deskriptif yang berlainan dengan benda yang dipergunakan dalam
pengertian preskriptif yaitu sebagai suatu metode atau alat untuk mencapai
sesuatu.
Konsep pengertian sistem sebagai suatu metode
ini dikenal dalam pengertian umum sebagai pendekatan sistem yang merupakan
penerapan metode ilmiah dalam memecahkan suatu masalah. Ada banyak penyebab
atas terjadinya sesuatu masalah. Jadi pendekatan sistem menyadari adanya
kerumitan di dalam kebanyakan permasalahan. Misalnya dalam kasus suatu
kecelakaan mobil kita tidak bisa menganggap terjadinya kecelakaan akibat mobil
dijalankan ngebut. Apabila dikaji lebih cermat banyak faktor yang dapat menjadi
penyebab kecelakaan mobil. Secara singkat dapat dikatakan bahwa banyak manfaat
yang kita peroleh dengan mengambil kesimpulan atau keputusan secara sistematik
ini.
Defenisi Sistem
Adalah sehimpunan unsur yang melakukan sesuatu
kegiatan atau menyusun skema atau tata cara melakukan sesuatu kegiatan
pemrosesan untuk mencapai sesuatu atau beberapa tujuan, mendayagunakan atau
mengolah atau memberlakukan persayaratan produk, jadwal, bahan mentah, dan daya
listrik yang diubah menjadi daya mekanik guna menghasilkan karya, produk dan
informasi yang telah direncanakan atau ditetapkan pada saat para langganan
memerlukannya.
Sistem Informasi Manajemen. Sekumpulan orang,
seperangkat pedoman dan alat perlengkapan pengolah data memilih, menyimpan,
mengolah dan mengambil kembali data (mengolah data dan bahan) untuk mengurangi
ketidakpastian di dalam pembuatan keputusan dengan menghasilkan atau memberikan
informasi bagi/kepada pimpinan pada saat pimpinan tersebut bisa
mempergunakannya seefisien-efisiennya.
Sistem Organisasi Usaha. Sekumpulan orang
mencari dan mengolah sumbersumber material dan informasi untuk mencapai
berbagai macam tujuan bersama termasuk keuntungan ekonomi bagi perusahaan
dengan menyelenggarakan pembelanjaan atau penganggaran, perancangan,
memproduksi dan pemasaran. guna menghasilkan produk akhir dan berhasil
memasarkannya sebanyak jumlah minimum tertentu per tahunnya.
Jika diperhatikan ketiga contoh di atas, maka
nampak ada unsur difinisi yang selalu ada yaitu:
Sehimpunan Unsur
Tujuan Sistem
Wujud Hasil Kegiatan atau Proses Sistem dalam
Kurun Waktu sistem konstruksi
Bagaimana dengan pengertian Sistem yang
dikaitkan dengan Konstruksi, yang sering ditulis dengan sistem konstruksi.
Sebenarnya kata konstruksi menurut Bahasa Indonesia lebih dekat dengan kata
dari Bahasa Belanda “Konstruktie”, karena kata Konstruksi yang dimaksudkan
disini adalah wujud sesuatu bangunan. Sehingga kata Konstruksi haruslah berupa
kata benda. Jadi Konstruksi disini bukanlah terjemahan langsung dari Bahasa
Inggris yaitu dari kata “Construction”, yang berarti pembangunan. Sehingga
“Construction System” menurut Bahasa Inggris lebih tepat diterjemahkan menjadi
Sistem Pembangunan yang dekat dengan pengertian “Construction Management”. Jadi
yang dimaksud dengan Sistem Konstruksi disini adalah sistem bangunan atau
jenis-jenis bangunan atau dalam Bahasa Inggris sebenarnya lebih tepat disebut
dengan “Structural System”.
Dengan menggunakan konsep di atas maka Sistem
Konstruksi dapat diartikan sebagai sekelompok orang, seperangkat pedoman dan
peraturan, fasilitas, alat perlengkapan pengolah data melakukan kegiatan atau
bekerja untuk menghasilkan jumlah dan jenis konstruksi tertentu dengan
mendayagunakan atau memberlakukan persyaratan teknis, sumber daya alam, sumber
daya manusia guna menghasilkan hasil karya dan informasi yang telah
direncanakan atau ditetapkan pada saat diperlukan. Selanjutnya, Sistem
Konstruksi dalam hal ini juga mengandung artikan sebagai gabungan dan kerjasama
dari semua unsur Konstruksi, sehingga membentuk satu kesatuan yang kompak dan
terpadu menjadi suatu bangunan untuk suatu manfaat tertentu.
Dalam hal Konstruksi Bangunan Sipil, khususnya
Konstruksi Jembatan, maka yang dimaksud dengan Sistem Konstruksi adalah suatu
konstruksi yang disusun oleh atau terdiri dari sub-sistem yaitu: Bangunan Atas
Jembatan, Bangunan bawah jembatan, dan dilengkapi dengan Bangunan Pelengkap
Jembatan. Selanjutnya, kalau bahasan analisa kita turunkan satu level
dibawahnya yaitu dengan merinci unsur sub-sistem Bangunan Atas Jembatan maka
dapatlah kita uraikan lebih jauh bahwa Bangunan Atas tersebut tersusun dari Gelagar
Utama, Diafragma, Lantai-Jembatan, Trotoar, Railing-Post, dan Hand-Railing.
Memperhatikan uraian di atas dapatlah kita simpulkan bahwa setiap suatu sistem
bisa kita uraikan dalam bentuk sub-sistem pada level dibawahnya. Dan secara
umum suatu sistem dapat kita jabarkan dalam bentuk suatu hirarki dengan
berbagai levelnya.
Marilah kita tinjau sistem dari sebuah Pohon,
dimana setiap Pohon akan terdiri dari sub-sistem dibawahnya yaitu: Batang,
Cabang, Ranting, Daun dan buah serta akar. Unsur-unsur pohon tersebut, saling
bekerjasama, untuk memperoleh suatu manfaat tertentu, antara lain untuk
mempertahankan hidup dan menghasilkan reproduksi. Apabila salah satu atau lebih
dari unsur sub-sistem tersebut tidak bekerja atau hilang maka gabungan dari
unsur-unsur yang tidak lengkap tersebut tidak dapat kita katakan sebagai sebuah
sistem.
Pada suatu sistem yang lebih kompleks misalnya
Manusia, dapatlah kita lihat suatu hirarki sebagai berikut: Manusia secara utuh
dan lengkap dapat kita sebut sebagai level-1. Selanjutnya sub-sistem yang
langsung berada dibawahnya yaitu pada level-2, dapat kita uraikan menjadi
Kepala, Tubuh dan Anggota Badan.
Selanjutnya apabila kita teliti lebih jauh
pada level sub-sistem berikutnya yaitu pada level-3, maka Kepala dapat pula
kita uraikan lebih jauh yaitu terdiri dari mata, telinga, mulut, hidung, dan
wajah. Dan seterusnya pada level-4 dapat diuraikan lagi lebih lanjut yaitu
untuk Telinga dapat dirinci lebih jauh menjadi: daun-telinga, lubang-telinga,
saluran eustachius dan gendang-telinga.
Kalau kita melihat sistem tersebut dengan
keterkaitannya kepada dukungan dari unit lain, maka pada tatanan yang mempunyai
level sistem yang sama yaitu Teknologi Konstruksi, Keahlian Konstruksi,
kelembagaan usaha konstruksi dan jasa Konstruksi, maka akan kita temui suatu
kumpulan sistem yang disebut “BIDANG KONSTRUKSI”. Lebih jauh kalau kita melihat
pada tatanan yang lebih tinggi yang dikenal dengan sebutan “Supra-Sistemnya”,
maka akan kita temui suatu sistem yang cakupannya lebih luas dan lebih menyeluruh,
misalnya suatu ruas jalan tertentu dapat kita sebut sebagai Supra-Sistem dari
jembatan yang terletak pada ruas tersebut, selanjutnya ruas jalan tersebut
dapat pula kita namakan dengan sub-sistem dari suatu sistem jaringan jalan yang
lebih luas.
Selanjutnya sistem jaringan jalan ini, dapat
pula kita sebut sebagai sub-sistem dari moda-transportasi darat, dimana moda
transportasi darat ini dapat pula kita nyatakan menjadi sub-sistem dari sistem
transportasi nasional yang mencakup seluruh moda transportasi yang ada yaitu
transportasi darat, transportasi laut, dan transportasi udara.
Penilaian terhadap Sistem
Suatu sistem dapat kita katakan optimum
apabila semua unsur-unsur yang mendukung sistem tersebut juga mencapai nilai
optimum, di atas telah kita bahas beberapa unsur yang mendukung terwujudnya
suatu sistem yang optimum yaitu :Teknologi Konstruksi
Keakhlian Konstruksi
Kelembagaan Konstruksi
Jasa Konstruksi
Selain keempat unsur utama tersebut di atas,
maka ada beberapa unsur lainnya yang tidak kalah pentingnya untuk turut pula
menjadi pertimbangan secara tersendiri disini, meskipun bahasan dari beberapa
unsur tersebut dapat pula kita bahas secara implisit di dalam masing-masing
unsur tersebut. Unsur-unsur penting lainnya tersebut adalah sebagai berikut:
efektif-Efisien
ekonomis
financial-viable
durability, kesesuaian dengan umur rencana
azas-Manfaat, keberpihakan kepada Publik
sistem Integrasi, terhadap sistem-sistem lain
di lingkungannya
dan lainnya (lingkungan hidup, dlsb).
Keseluruhan unsur-unsur di atas haruslah
menjadi pertimbangan untuk melakukan penilaian terhadap suatu sistem
konstruksi, apakah sistem tersebut optimum atau tidak, yang menjadi masalah
lebih lanjut adalah, pemberian bobot terhadap masing–masing unsur. Apakah akan
kita beri bobot yang sama ataukah dengan
bobot yang berbeda, menurut common–sense
seharusnya bobot untuk masingmasing unsur tersebut harusnya tidak sama,
tergantung kepada tingkat kepentingan dari masing-masing unsur yang ditinjau,
jadi sangat tergantung kepada tingkat Intervention–Policy yang kita tetapkan
Teknologi Konstruksi
Pengertian Teknologi sebenarnya berasal dari
kata Bahasa Perancis yaitu “La Teknique“ yang dapat diartikan dengan ”Semua
proses yang dilaksanakan dalam upaya untuk mewujudkan sesuatu secara rasional”.
Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan sesuatu tersebut dapat saja berupa benda
atau konsep, pembatasan cara yaitu secara rasional adalah penting sekali
dipahami disini sedemikian pembuatan atau pewujudan sesuatu tersebut dapat
dilaksanakan secara berulang (repetisi). Berbeda kalau kita membahas tentang
suatu produk-seni yang mana proses pembuatannya dilaksanakan secara intuitif
jadi tidak secara rasional, sedemikian sehingga karya seni tersebut tidaklah
dapat dikatagorikan sebagai suatu produk teknologi. Kalau bahasan wacana ini
dikembangkan secara lebih jauh maka kata Teknologi ini biasanya mempunyai
pasangan kata yang populer yaitu Science, jadi pasangan kata Science dan
Teknologi. Sesungguhnya kata Science ini lebih dekat dengan jawaban kata “WHY”,
selanjutnya kata Teknologi dilain pihak sangat dekat dengan pengertian kata
jawaban dari “HOW”.
Kalau kita bandingkan penguasaan teknologi
konstruksi baja dengan konstruksi beton secara umum dapat kita ketahui, bahwa
berdasarkan pengalaman selama ini bahwa teknologi pembuatan konstruksi beton
lebih banyak dikuasai oleh bangsa kita, apabila dibandingkan dengan teknologi
baja, hal ini dikarenakan bahwa semua unsur material pembuat beton banyak
tersedia di Pulau Jawa, karena itu maka nilai rating konstruksi beton kita
tetapkan dengan nilai 5, sedangkan untuk konstruksi baja kita tetapkan dengan
nilai 3
Selanjutnya kalau kita berikan penilaian
terhadap keahlian konstruksi, maka dapat kita ketahui dengan jelas bahwa
banyaknya tenaga terampil dan tenaga ahli yang bergerak dibidang pembuatan
konstruksi beton lebih banyak dan lebih mudah ditemukan bila dibandingkan
dengan, tenaga terampil dan tenaga ahli dibidang konstruksi baja, jadi dapat
kita simpulkan disini bahwa nilai rating untuk konstruksi beton pasti lebih
tinggi bila dibandingkan dengan konstruksi baja, karena itu kita putuskan nilai
untuk beton kita ambil 5 dan untuk konstruksi baja kita ambil nilai 3.
Jasa Konstruksi
Penilaian terhadap sistem apabila dilihat dari
sudut Jasa Konstruksi, tentu saja akan melibatkan penilaian apakah pelaksanaan
Jasa Konstruksi di Indonesia telah mempunyai suatu landasan Hukum yang kuat,
juga apakah pelaksanaan jasa konstruksi disini telah berdasarkan prinsip
Market-Oriented. Jadi telah menterapkan sistem persaingan bebas sedemikian
sehingga jaminan keamanan terhadap pelaksanaan jasa konstruksi dapat berkembang
berdasarkan prinsip persaingan bebas, yang memungkinkan dunia usaha dibidang
Jasa Konstruksi ini betul-betul akan hidup dan berkembang secara sehat
berdasarkan prinsip-prinsip di atas dan didukung oleh pengembangan
Professionalisme.
Dalam hal perbandingan Sistem Konstruksi Baja
apabila kita bandingkan dengan sistem konstruksi beton akan dapat ditarik
kesimpulan berdasarkan kenyataan yang ada maka pelaksanaan konstruksi beton
akan lebih mudah dan lebih disukai dibandingkan dengan pelaksanaan Konstruksi
Baja, kerena itu penetapan besarnya nilai rating yang diambil adalah paralel
dengan hal tersebut diatas yaitu nilai 5 untuk konstruksi beton dan nilai 3
untuk konstruksi baja. Penilaian selanjutnya akan ditujukan kepada nilai-nilai
Eksternal yaitu efektif, ekonomis, durability, manfaat, integrasi terhadap
sistem lain dan tingkat gangguanya terhadap lingkungan hidup.
Pentingnya Sistem Management Kualitas
Gelombang globalisasi ekonomi akibat AFTA,
GATTS, APEC, WTO, dan lain sebagainya, telah menciptakan kancah kompetisi yang
semakin bebas dan ketat. Proteksi yang sebelumnya menjadi benteng bagi produk
barang dan jasa dalam negeri, akan hilang diterjang arus liberalisasi. Produk
barang dan jasa luar negeri akan bebas masuk ke pasar domestik. Menghadapi
situasi seperti ini, terdapat dua pilihan bagi para pelaku usaha jasa
konstruksi dan jasa konsultansi yaitu masuk dalam arena kompetisi atau keluar
arena kompetisi. Kedua keputusan tersebut memiliki konsekuensi yang sama
beratnya. Memasuki arena kompetisi tanpa kekuatan dan strategic sama saja
dengan bunuh diri. Keluar dari arena kompetisi tidak berarti luput dari
hempasan gelombang globalisasi, malahan boleh jadi dampaknya lebih dahsyat dari
pada ikut bertarung pada era kompetisi tersebut. Strategi kompetisi yang paling
dapat diandalkan oleh pelaku usaha jasa konstruksi dan jasa konsultansi adalah
“strategi kualitas”. Oleh karena itu, para pelaku usaha jasa konstruksi dan
konsultansi harus terus berusaha untuk mengembangkan konsepsi dan teknologi
kualitas, sejalan dengan kecenderungan globalisasi. Diantara alternatif pilihan
yang ada, nampaknya sistem manajemen kualitas ISO9000 dan Total Quality
Management (TQM) adalah pilihan yang tepat dan efektif bagi para pelaku
usahajasa konstruksi dan konsultansi. TQM mengembangkan konsep kualitas dari
sudut pandang pengguna jasa konstruksi dan jasa konsultansi yang mengartikan
kualitas adalah <!–[endif]–> kesesuaian. Bila suatu konstruksi prasarana
atau infrastruktur dibangun, dibiayai dan digunakan atau dimanfaatkan oleh
pengguna jasa (pemerintah dan masyarakat) sesuai dengan persyaratan , maka
dapat di katakana berkualitas. Persyaratan yang dimaksudkan adalah sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan penggunaj asa. Oleh karena itu dalam konsep TQM,
pengguna jasa bukan hanya diartikan sebagai pembeli bangunan, tetapi diartikan
juga sebagai proses berikutnya dan pihak yang menentukan persyaratan.
Usaha-usaha peningkatan dan pengendalian kualitas pada awalnya hanya dalam
lingkup penyedia jasa dan pengguna jasa. Sehingga diperlukan pihak ketiga yang
sifatnya independen. Kehadiran pihak ketiga ini dianggap lebih obyektif dan
dapat diterima kedua belah pihak. Sehingga memunculkan lembaga akreditasi di
beberapa negara dengan menggunakan produk standar seperti: ASTM, JIS, BS dan
lain sebagainya. Untuk memberikan jaminan pada semua pihak yang terlibat dalam
perdagangan global (termasuk pelayanan jasa konstruksi/ konsultansi) bagi pihak
pengguna jasa, diperlukan pihak ketiga yang independen dan dapat diterima semua
pihak. Demikian sedikit kupasan mengenai hubungan globalisasi, jasa konstruksi,
konsultansi dengan manajemen kualitas.
Sistem Management Kualitas Berdasarkan ISO
9000
ISO 9000 series adalah
standard quality manajemen yang dibentuk berdasarkan dari konvensi ISO/TC 176
(ISO Technical Committee 176) pada 1979. ISO-9000 di bentuk sebagai dasar dari
suatu seri standard quality manajemen, yang di susun secara lengkap pada 1982
dan dikenalkan secara umum pada 1983. ISO 9000 seri standard memperkenalkan
persyaratan-persyaratan penting yang perusahaan butuhkan untuk menjamin
konsistensi produksi dan pengiriman yang tepat waktu terhadap barang dan jasa
kepada pasar.
Persyaratan-persyaratan tersebut dapat
dipenuhi dengan jalan membangun standard-standard yang tersusun sebagai sistem
manajemen kualitas. Konsistensi terhadap semua kebutuhan dan persyaratan
konsumen setiap waktu adalah sangat penting untuk menjaga kepuasan dan
loyalitas pelanggan. Jika perusahaan kita tidak melaksanakan hal tersebut akan
membuat pasar dan pelanggan akan berpaling dari kita dan berpindah kepada
saingan kita.
ISO-9000 seri mampu memberikan keuntungan
dalam manajemen kualitas bagi semua organisasi ,baik organisasi besar maupun
kecil, organisasi masyarakat atau swasta tanpa terlalu mencampuri bagaimana
organisasi itu harus berjalan.
ISO-9000 menerangkan persyaratan-persyaratan
apa yang harus dipenuhi bukan bagaimana cara memenuhi persyaratan tersebut. Hal
ini memungkinkan adanya persamaan standart bagi semua organisasi atau
perusahaan tapi memberikan celah bagi organisasi tersebut untuk menyesuaikan
organisasinya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan orgainasi tersebut yang
berbeda dengan organisasi lainnya.
Dengan penerapan ISO-9000 dengan benar maka
organisasi akan mampu membangun perusahaannya sehingga mempunyai kemampuan
penyediaan barang dan pelayanan yang sesuai dengan keiniginan dan kebutuhan.
Hal ini akan membuat perusahaan lebih menarik bagi pelanggan baik lama atau
baru dan meningkatkan kepercayaan mereka bahwa perusahaan mampu memenuhi
harapan atau tuntutan mereka.
Perlu diketahui ISO-9000 merupakan standar
manajemen mutu bukan standar produk, sehingga perusahaan yang telah mendapat
sertifikat ISO 9000 tidak dapat mempublikasikan atau mengiklankan bahwa
produknya telah memenuhi standar internasional.
Selain itu untuk menjamin bahwa ISO 9000 dapat
menyesuaikan dengan perkembangan jaman maka setiap 6 tahun akan diadakan review
dan revisi terhadap standard ISO. Saat Ini ISO 9000-2000 adalah yang terbaru
dengan revisi dan pengurangan pada beberapa point. ISO 9000 seri mempunyai 3
standard yaitu : ISO 9001, ISO 9002 and ISO 9003.
Sumber : http://indrasummerainbow.wordpress.com/2011/10/30/project-quality-management/
Biaya adalah sumber daya yang dikorbankan atau
yang tidak dapat dihindari, untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Atau dapat
juga diartikan sesuatu yang nantinya akan ditukarkan (dengan keuntungan
tertentu). Biaya biasanya diukur dalam satuan moneter, seperti dolar. Manajemen
Biaya proyek mencakup proses-proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa
proyek ini selesai dalam anggaran yang disetujui.
Proses-proses dalam MBP meliputi:
Estimasi biaya: Mengembangkan perkiraan atau
estimasi biaya sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek.
Penganggaran (Budgeting) Biaya: alokasi
estimasi biaya keseluruhan untuk item pekerjaan individu untuk menetapkan data
dasar untuk mengukur kinerja.
Pengendalian Biaya: Pengendalian perubahan
anggaran proyek.
Alat dan teknik dasar untuk perkiraan biaya:
Analog atau perkiraan top-down: menggunakan
biaya yang sebenarnya dari sebuah proyek, sebelumnya sama sebagai dasar untuk
memperkirakan biaya proyek ini.
perkiraan Bottom-up: Melibatkan memperkirakan
item pekerjaan individu atau kegiatan dan menjumlahkan mereka untuk mendapatkan
total proyek.
Pemodelan parametrik: karakteristik proyek
Menggunakan (parameter) dalam model matematis untuk memperkirakan biaya proyek.
alat bantu Komputerisasi, seperti spreadsheet
dan perangkat lunak manajemen proyek, yang dapat memudahkan perkiraan biaya dan
alat yang berbeda estimasi.
Sumber : http://indrasummerainbow.wordpress.com/2011/10/30/project-cost-management/
· PROJECT
QUALITY MANAJEMENT
Pengertian Mutu ( Kualitas )
Definisi ini jelas menekankan pada kepuasan
pelanggan atau pemakai produk. Dalam suatu proyek gedung, pelanggan dapat
berarti pemberi tugas, penyewa gedung atau masyarakat pemakai. Misalnya dari
segi disain, kepuasan dapat diukur dari segi estetika, pemenuhan fungsi,
keawetan bahan, keamanan, dan ketepatan waktu. Sedangkan dari segi pelaksanaan,
ukurannya adalah pada kerapihan penyelesaian, integritas (sesuai gambar dan
spesifikasi) pelaksanaan, tepatnya waktu penyerahan dan biaya, serta bebas
cacat.
Dengan kata lain manajemen Mutu adalah
aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan yang menetapkan dan menjalankan
kebijakan mutu suatu perusahaan/organisasi. Dalam rangka mencukupkan kebutuhan
pelanggan dan ketepatan waktu dengan anggaran yang hemat dan ekonomis, seorang
manager proyek harus memasukkan dan mengadakan pelatihan management kualitas.
Hal hal yang menyangkut kualitas yang di maksud diatas adalah :
Produk / pelayanan / proses pelaksanaan.
Proses management proyek itu sendiri.
Didalam tuntutan zaman , dan dalam era
persaingan bebas, kita harus banyak belajar tentang hal hal yang menyangkut
proses manajemen dalam lingkungan kerja, terutama tentang pentingnya sistem dan
realisasinya dalam proyek di lapangan.
Management kualitas Proyek
Process Management Model
Model atau cara ini digunakan menghubungkan
faktor kesuksesan yang kritis pada proses bisnis . Ini membangun dasar pondasi
yang mana Continous Quality Management Model meneruskan mengadakan suatau
analisis yang terhadap langkah langkah dan proses dalam meningkatkan dan
memanfaatkan kesempatan yang ada.
Continuous Quality Management
Penggunaan kualitas dalam proyek konstruksi
Management kualitas yang terpadu merupakan
pendekatan yang umum di gunakan untuk mendapatkan suatu kualitas yang
diinginkan. Dan kualitas suatu proyek adalah masalah yang khusus yang mana
wajib memerlukan penafsiran yang khusus pula.
Ada 6 (enam) lingkup dari pekerjaan proyek
yang mana kualitas harus diuji dan diperiksa yaitu :
Kualitas dari penerangan dan keputusan dari
klien
Kualitas dari proses disain
Kualitas Material dan komponen
Kualitas dari kumpulan proyek
Kualitas dari kegiatan management proyek
Management proyek sebagai rata rata dari
peningkatan kualitas proyek
Syarat Penggunaan dalam Quality Management
Ada beberapa bagian yang mana digunakan dalam
management kualitas. Dalam konteks konstruksi beberapa akan di jelaskan.
1. Inspeksi
Inspeksi merupakan alat untuk mengukur
kegiatan proses konstruksi untuk memeriksa apakah standard spesifikasi udah di
capai.
2. Quality control
Pengendalian Mutu (Quality Control) adalah
teknik dan aktivitas operasi yang digunakan agar mutu tertentu yang dikehendaki
dapat dicapai. Aktivitasnya mencakup monitoring, mengeliminir problem yang
diketahui, mengurangi penyimpangan/perubahan yang tidak perlu serta usaha-usaha
untuk mencapai efektivitas ekonomi.
Mutu (kualitas) dalam kerangka ISO-9000
didefinisikan sebagai “ciri dan karakter menyeluruh dari suatu produk atau jasa
yang mempengaruhi kemampuan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan
tertentu”. Hal ini berarti bahwa kita harus dapat mengidentifikasikan ciri dan
karakter produk yang berhubungan dengan mutu dan kemudian membuat suatu dasar
tolok ukur dan cara pengendaliannya.
Quality Assurance
Pemastian Mutu (Quality Assurance) adalah
seluruh tindakan yang sistematis dan terencana yang diperlukan agar terjadi
kepastian dan kepercayaan terhadap mutu produk/jasa yang diberikan.
Aktivitasnya mencakup kegiatan proses, baik internal maupun eksternal termasuk
merumuskan kebutuhan pelanggan. Maksud dari Quality assurance ini adalah
mengidentifikasi kemajuan dari kualitas. Quality assurance mengevaluasi cost
dari proyek secara keseluruhan secara teratur untuk menetapkan anggaran yang
keluar relevan dan sesuai dengan standard kualitas.
Total Quality Management (management kualitas
terpadu )
Pada tahun-tahun sekarang sangat sangat
penting meningkatkan kualitas dari sebuah produk yang di hasilkan . Tekanan ini
banyak datang dari perusahaan -perusahaan besar internasional seperti
perusahaan mobil dan computer. Persaingan antar perusahaan tersebut lebih
memaksa mereka untuk lebih lagi meningkatkan kualitas produk yang di hasilkan,
agar mendapat kepercayaan dari pasar..
5 ( lima ) pilar dalam Total quality
management
Semua sistem manajemen yang menjunjung tinggi
kemanusiaan di perlukan untuk menyatukan prinsip prinsip Total quality
management ke dalam setiap aspek organisasi. Bill Creech, salah seorang dari
Tim manajemen impian tahun 90-an di Amerika, telah lama menggunakan lima pilar
sebagai suatu cara untuk memberikan gambaran akan perlunya dasar yang luas bagi
TQM . Menurut Bill Creech ,Produk adalah titik pusat untuk tujuan dan
pencapaian organisasi. Mutu dalam produk tidak mungkin ada tanpa mutu di dalam
proses. Mutu di dalam proses tidak mungkin ada tanpa organisasi yang tepat.
Organisasi yang tepat tidak ada artinya tanpa pemimpin yang memadai. Komitmen
yang kuat dari bawah ke atas merupakan pilar pendukung bagi semua yang lain.
setiap pilar tergantung pada pilar yang lainnya , dan kalau salah satu lemah
sendirinya yang lain akan lemah.
Penerapan TQM dalam Organisasi
Didalam 5 pilar manajemen kualitas terpadu ,
organisasi merupakan pilar di tengah. Cara kita berorganisasi jelas
mempengaruhi semua unsur dan kegiatan yang lain. Organisasi adalah kerangka
kerja yang diandalkan oleh seluruh sistem manajemen untuk mendapatkan hasil
kerja yang efisien. Untuk alasan tersebut organisasi lebih dari sesuatu dalam
menentukan kesehatan dan vitalitas keseluruhan dari sistem. Pengalaman
menunjukan bahwa beberapa struktur organisasi hanya cocok untuk sistem
sentralisasi,
sedangkan yang lain hanya cocok untuk sistem
desentralisasi. Penetapan sentralisme pada input dan ketergantungan pada
peraturan yang berlebihan menekan semangat manusia . Perlakuan yang kasar
terhadap factor sistem manusia memuat orang merasa terasing dan juga bisa
memadamkan motivasi kita. Sebaliknya struktur desentralisasi mempermudah
pemimpin dan membebaskan kreatifitas. Sebenarnya. Pertanyaaan kuncinya adalah
organisasi mengembangkan atau meredam semangat manusia. Oleh karena itu
bagaimana kita memilih organisasi yang dapat melambungkan dan organisasi yang
dapat memjatuhkan kita. Berkenaan dengan hal itu , memikirkan struktur sebuah
organisasidalam arti vertical merupakan hal yang tradisional. Seertisebuah
pyramid dengan sebuah puncak, suatu
dasar, dengan berlapis lapis manajemen
diantaranya. Tetapi ini dapat juga di pikirkan sebagai sebuah segitiga , yang
terletak pada sebuah sisinya, ada bagian depan dan belakang. Semakin tinggi
rasio gigi ke ekor dari organisasi itu. Tak perlu di pertanyakan lagi, semakin
sengitnya persaingan dalam era globaliasi, semakin banyak gigi yang diperlukan.
Karyawan di bagian depan, di ujung tombak yang langsung berhadapan dengan
pelanggan dan pesaing.
Kebanyakan dalam bisnis Amerika menyebut
karyawan sebagai Frontline
(garis depan), tetapi itu hanya berupa
pemikiran depan ke belakang. Dalam analisis akhir, peran dimenangkan dengan apa
yang terjadi di depan .Hasil akhir dari persaingan ekonomi antar organisasi dan
antar negara ditentukan dengan cara yang tepat sama. Hasil akhirnya tergantung
pada pelaksana ujung tombak. Oleh karena itu pemikiran konseptual mengenai
organisasi harus dimulai dari bawah (di bagian depan) dan di lanjutkan dari
situ, dengan focus yang semakin terpusat pada cara membuat struktur tebaik bagi
organisasi dan mengatur agar baggian garis depan menjadi kompeten, kreatif, dan
memberikan komitmennya sebagai prasyarat untuk sukses.
Perubahan sekarang sudah menyebar ke mana mana
dan proses mutu diucapkan oleh banyak orang. Tetapi hanya sedikit terjadi
perubahan yang sebenarnya. Hal ini disebabkan oleh kebanyakan perusahaan sedang
memandang proses yang terjadi bukan merupakan perpanjangan dari permintaaan
mereka dari seluruh organisasi. Ini merupakan penghapusan yang serius karena di
situklah kerusakan paling menyedihkan akibat sentralisme. Struktur yang di
hasilkan nya dan tergantung dalam rangka.
mendukung ajarannya adalah kebalikan dari
cepat tanggap dan fleksibilitas. Dan hal itu membuat kuno dan tidak cocok
dengan persaingan gerak cepat dari zaman globalisasi. Sementara beberapa
praktisi.sentralisme yang penuh keyakinan mengaku mendukung perubahan , dalam
kenyataanya perubahan tadi hanyalah tambal sulam pada suatu sistem yang pada
dasarnya demikian rusak seingga kegunaan dari tambalan tadi demikian kecil.
Sistem Management Kualitas
Pengertian Sistem
Dari segi Etimologi, kata sistem sebenarnya
berasal dari Bahasa Yunani yaitu
“Systema”, yang dalam Bahasa Inggris dikenal
dengan “SYSTEM”, yang mempunyai satu pengertian yaitu sehimpunan bagian atau
komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan
yang tidak terpisahkan. Berikut ini pengertian sistem yang di berikan oleh para
ahli :
Buckley
Sistem adalah suatu kebulatan atau totalitas
yang berfungsi secara utuh, disebabkan adanya saling ketergantungan diantara
bagian-bagiannya. (A whole that functions as a whole by virtue of
interdependence of its parts).
Sistem adalah sekelompok komponen yang terdiri
dari manusia dan/atau bukan manusia (non-human) yang diorganisir dan diatur
sedemikian rupa sehingga komponen-komponen tersebut dapat bertindak sebagai
satu kesatuan dalam mencapai tujuan, sasaran bersama atau hasil akhir.
Pengertian ini, mengandung arti pentingnya aspek pengaturan dan
pengorganisasian komponen dari suatu sistem untuk mencapai sasaran bersama,
karena bila tidak ada sinkronisasi dan koordinasi yang tepat, maka kegiatan
masing-masing komponen, sub-sistem, atau bidang dalam suatu organisasi akan
kurang saling mendukung.
B.S. Blanchard (1990)
Engineering System adalah aplikasi yang
efektif dari usaha-usaha ilmu pengetahuan dan engineering dalam rangka
mewujudkan kebutuhan operasional menjadi suatu sistem konfigurasi tertentu,
melalui proses yang saling terkait berupa definisi keperluan analisis
fungsional, sintesis, optimasi, desain, tes, dan evaluasi.
Pemakaian sistem dapat di golongkan secara
garis besar dalam 2 golongan pemakaian yaitu :
Menunjukan pada suatu bentuk fisik, sesuatu
wujud benda, abstrak maupun konkrit termasuk juga konsepsi yang dikenal dengan
deskriptif
Menunjukan suatu metode atau tata-cara yang
dikenal dengan preskriptif
Sistem paling sering digunakan untuk
menunjukan pengertian metode atau cara dan sesuatu himpunan unsur atau komponen
yang saling berhubungan satu sama lain menjadi satu kesatuan.
Deskriptif / Preskriptif
Ini sebuah mobil. Ini sebuah mobil yg bisa
memberi layanan transportasi ekonomis. Ini program investasi yang akan
meningkatkan deviden. Ini perlengkapan keamanan yang akan mencegah kecelakaan
contoh tersebut di atas menunjukan pada suatu wujud barang atau benda dalam
pengertian deskriptif yang berlainan dengan benda yang dipergunakan dalam
pengertian preskriptif yaitu sebagai suatu metode atau alat untuk mencapai
sesuatu.
Konsep pengertian sistem sebagai suatu metode
ini dikenal dalam pengertian umum sebagai pendekatan sistem yang merupakan
penerapan metode ilmiah dalam memecahkan suatu masalah. Ada banyak penyebab
atas terjadinya sesuatu masalah. Jadi pendekatan sistem menyadari adanya
kerumitan di dalam kebanyakan permasalahan. Misalnya dalam kasus suatu
kecelakaan mobil kita tidak bisa menganggap terjadinya kecelakaan akibat mobil
dijalankan ngebut. Apabila dikaji lebih cermat banyak faktor yang dapat menjadi
penyebab kecelakaan mobil. Secara singkat dapat dikatakan bahwa banyak manfaat
yang kita peroleh dengan mengambil kesimpulan atau keputusan secara sistematik
ini.
Defenisi Sistem
Adalah sehimpunan unsur yang melakukan sesuatu
kegiatan atau menyusun skema atau tata cara melakukan sesuatu kegiatan
pemrosesan untuk mencapai sesuatu atau beberapa tujuan, mendayagunakan atau
mengolah atau memberlakukan persayaratan produk, jadwal, bahan mentah, dan daya
listrik yang diubah menjadi daya mekanik guna menghasilkan karya, produk dan
informasi yang telah direncanakan atau ditetapkan pada saat para langganan
memerlukannya.
Sistem Informasi Manajemen. Sekumpulan orang,
seperangkat pedoman dan alat perlengkapan pengolah data memilih, menyimpan,
mengolah dan mengambil kembali data (mengolah data dan bahan) untuk mengurangi
ketidakpastian di dalam pembuatan keputusan dengan menghasilkan atau memberikan
informasi bagi/kepada pimpinan pada saat pimpinan tersebut bisa
mempergunakannya seefisien-efisiennya.
Sistem Organisasi Usaha. Sekumpulan orang
mencari dan mengolah sumbersumber material dan informasi untuk mencapai
berbagai macam tujuan bersama termasuk keuntungan ekonomi bagi perusahaan
dengan menyelenggarakan pembelanjaan atau penganggaran, perancangan,
memproduksi dan pemasaran. guna menghasilkan produk akhir dan berhasil
memasarkannya sebanyak jumlah minimum tertentu per tahunnya.
Jika diperhatikan ketiga contoh di atas, maka
nampak ada unsur difinisi yang selalu ada yaitu:
Sehimpunan Unsur
Tujuan Sistem
Wujud Hasil Kegiatan atau Proses Sistem dalam
Kurun Waktu sistem konstruksi
Bagaimana dengan pengertian Sistem yang
dikaitkan dengan Konstruksi, yang sering ditulis dengan sistem konstruksi.
Sebenarnya kata konstruksi menurut Bahasa Indonesia lebih dekat dengan kata
dari Bahasa Belanda “Konstruktie”, karena kata Konstruksi yang dimaksudkan
disini adalah wujud sesuatu bangunan. Sehingga kata Konstruksi haruslah berupa
kata benda. Jadi Konstruksi disini bukanlah terjemahan langsung dari Bahasa
Inggris yaitu dari kata “Construction”, yang berarti pembangunan. Sehingga
“Construction System” menurut Bahasa Inggris lebih tepat diterjemahkan menjadi
Sistem Pembangunan yang dekat dengan pengertian “Construction Management”. Jadi
yang dimaksud dengan Sistem Konstruksi disini adalah sistem bangunan atau
jenis-jenis bangunan atau dalam Bahasa Inggris sebenarnya lebih tepat disebut
dengan “Structural System”.
Dengan menggunakan konsep di atas maka Sistem
Konstruksi dapat diartikan sebagai sekelompok orang, seperangkat pedoman dan
peraturan, fasilitas, alat perlengkapan pengolah data melakukan kegiatan atau
bekerja untuk menghasilkan jumlah dan jenis konstruksi tertentu dengan
mendayagunakan atau memberlakukan persyaratan teknis, sumber daya alam, sumber
daya manusia guna menghasilkan hasil karya dan informasi yang telah
direncanakan atau ditetapkan pada saat diperlukan. Selanjutnya, Sistem
Konstruksi dalam hal ini juga mengandung artikan sebagai gabungan dan kerjasama
dari semua unsur Konstruksi, sehingga membentuk satu kesatuan yang kompak dan
terpadu menjadi suatu bangunan untuk suatu manfaat tertentu.
Dalam hal Konstruksi Bangunan Sipil, khususnya
Konstruksi Jembatan, maka yang dimaksud dengan Sistem Konstruksi adalah suatu
konstruksi yang disusun oleh atau terdiri dari sub-sistem yaitu: Bangunan Atas
Jembatan, Bangunan bawah jembatan, dan dilengkapi dengan Bangunan Pelengkap
Jembatan. Selanjutnya, kalau bahasan analisa kita turunkan satu level
dibawahnya yaitu dengan merinci unsur sub-sistem Bangunan Atas Jembatan maka
dapatlah kita uraikan lebih jauh bahwa Bangunan Atas tersebut tersusun dari Gelagar
Utama, Diafragma, Lantai-Jembatan, Trotoar, Railing-Post, dan Hand-Railing.
Memperhatikan uraian di atas dapatlah kita simpulkan bahwa setiap suatu sistem
bisa kita uraikan dalam bentuk sub-sistem pada level dibawahnya. Dan secara
umum suatu sistem dapat kita jabarkan dalam bentuk suatu hirarki dengan
berbagai levelnya.
Marilah kita tinjau sistem dari sebuah Pohon,
dimana setiap Pohon akan terdiri dari sub-sistem dibawahnya yaitu: Batang,
Cabang, Ranting, Daun dan buah serta akar. Unsur-unsur pohon tersebut, saling
bekerjasama, untuk memperoleh suatu manfaat tertentu, antara lain untuk
mempertahankan hidup dan menghasilkan reproduksi. Apabila salah satu atau lebih
dari unsur sub-sistem tersebut tidak bekerja atau hilang maka gabungan dari
unsur-unsur yang tidak lengkap tersebut tidak dapat kita katakan sebagai sebuah
sistem.
Pada suatu sistem yang lebih kompleks misalnya
Manusia, dapatlah kita lihat suatu hirarki sebagai berikut: Manusia secara utuh
dan lengkap dapat kita sebut sebagai level-1. Selanjutnya sub-sistem yang
langsung berada dibawahnya yaitu pada level-2, dapat kita uraikan menjadi
Kepala, Tubuh dan Anggota Badan.
Selanjutnya apabila kita teliti lebih jauh
pada level sub-sistem berikutnya yaitu pada level-3, maka Kepala dapat pula
kita uraikan lebih jauh yaitu terdiri dari mata, telinga, mulut, hidung, dan
wajah. Dan seterusnya pada level-4 dapat diuraikan lagi lebih lanjut yaitu
untuk Telinga dapat dirinci lebih jauh menjadi: daun-telinga, lubang-telinga,
saluran eustachius dan gendang-telinga.
Kalau kita melihat sistem tersebut dengan
keterkaitannya kepada dukungan dari unit lain, maka pada tatanan yang mempunyai
level sistem yang sama yaitu Teknologi Konstruksi, Keahlian Konstruksi,
kelembagaan usaha konstruksi dan jasa Konstruksi, maka akan kita temui suatu
kumpulan sistem yang disebut “BIDANG KONSTRUKSI”. Lebih jauh kalau kita melihat
pada tatanan yang lebih tinggi yang dikenal dengan sebutan “Supra-Sistemnya”,
maka akan kita temui suatu sistem yang cakupannya lebih luas dan lebih menyeluruh,
misalnya suatu ruas jalan tertentu dapat kita sebut sebagai Supra-Sistem dari
jembatan yang terletak pada ruas tersebut, selanjutnya ruas jalan tersebut
dapat pula kita namakan dengan sub-sistem dari suatu sistem jaringan jalan yang
lebih luas.
Selanjutnya sistem jaringan jalan ini, dapat
pula kita sebut sebagai sub-sistem dari moda-transportasi darat, dimana moda
transportasi darat ini dapat pula kita nyatakan menjadi sub-sistem dari sistem
transportasi nasional yang mencakup seluruh moda transportasi yang ada yaitu
transportasi darat, transportasi laut, dan transportasi udara.
Penilaian terhadap Sistem
Suatu sistem dapat kita katakan optimum
apabila semua unsur-unsur yang mendukung sistem tersebut juga mencapai nilai
optimum, di atas telah kita bahas beberapa unsur yang mendukung terwujudnya
suatu sistem yang optimum yaitu :Teknologi Konstruksi
Keakhlian Konstruksi
Kelembagaan Konstruksi
Jasa Konstruksi
Selain keempat unsur utama tersebut di atas,
maka ada beberapa unsur lainnya yang tidak kalah pentingnya untuk turut pula
menjadi pertimbangan secara tersendiri disini, meskipun bahasan dari beberapa
unsur tersebut dapat pula kita bahas secara implisit di dalam masing-masing
unsur tersebut. Unsur-unsur penting lainnya tersebut adalah sebagai berikut:
efektif-Efisien
ekonomis
financial-viable
durability, kesesuaian dengan umur rencana
azas-Manfaat, keberpihakan kepada Publik
sistem Integrasi, terhadap sistem-sistem lain
di lingkungannya
dan lainnya (lingkungan hidup, dlsb).
Keseluruhan unsur-unsur di atas haruslah
menjadi pertimbangan untuk melakukan penilaian terhadap suatu sistem
konstruksi, apakah sistem tersebut optimum atau tidak, yang menjadi masalah
lebih lanjut adalah, pemberian bobot terhadap masing–masing unsur. Apakah akan
kita beri bobot yang sama ataukah dengan
bobot yang berbeda, menurut common–sense
seharusnya bobot untuk masingmasing unsur tersebut harusnya tidak sama,
tergantung kepada tingkat kepentingan dari masing-masing unsur yang ditinjau,
jadi sangat tergantung kepada tingkat Intervention–Policy yang kita tetapkan
Teknologi Konstruksi
Pengertian Teknologi sebenarnya berasal dari
kata Bahasa Perancis yaitu “La Teknique“ yang dapat diartikan dengan ”Semua
proses yang dilaksanakan dalam upaya untuk mewujudkan sesuatu secara rasional”.
Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan sesuatu tersebut dapat saja berupa benda
atau konsep, pembatasan cara yaitu secara rasional adalah penting sekali
dipahami disini sedemikian pembuatan atau pewujudan sesuatu tersebut dapat
dilaksanakan secara berulang (repetisi). Berbeda kalau kita membahas tentang
suatu produk-seni yang mana proses pembuatannya dilaksanakan secara intuitif
jadi tidak secara rasional, sedemikian sehingga karya seni tersebut tidaklah
dapat dikatagorikan sebagai suatu produk teknologi. Kalau bahasan wacana ini
dikembangkan secara lebih jauh maka kata Teknologi ini biasanya mempunyai
pasangan kata yang populer yaitu Science, jadi pasangan kata Science dan
Teknologi. Sesungguhnya kata Science ini lebih dekat dengan jawaban kata “WHY”,
selanjutnya kata Teknologi dilain pihak sangat dekat dengan pengertian kata
jawaban dari “HOW”.
Kalau kita bandingkan penguasaan teknologi
konstruksi baja dengan konstruksi beton secara umum dapat kita ketahui, bahwa
berdasarkan pengalaman selama ini bahwa teknologi pembuatan konstruksi beton
lebih banyak dikuasai oleh bangsa kita, apabila dibandingkan dengan teknologi
baja, hal ini dikarenakan bahwa semua unsur material pembuat beton banyak
tersedia di Pulau Jawa, karena itu maka nilai rating konstruksi beton kita
tetapkan dengan nilai 5, sedangkan untuk konstruksi baja kita tetapkan dengan
nilai 3
Selanjutnya kalau kita berikan penilaian
terhadap keahlian konstruksi, maka dapat kita ketahui dengan jelas bahwa
banyaknya tenaga terampil dan tenaga ahli yang bergerak dibidang pembuatan
konstruksi beton lebih banyak dan lebih mudah ditemukan bila dibandingkan
dengan, tenaga terampil dan tenaga ahli dibidang konstruksi baja, jadi dapat
kita simpulkan disini bahwa nilai rating untuk konstruksi beton pasti lebih
tinggi bila dibandingkan dengan konstruksi baja, karena itu kita putuskan nilai
untuk beton kita ambil 5 dan untuk konstruksi baja kita ambil nilai 3.
Jasa Konstruksi
Penilaian terhadap sistem apabila dilihat dari
sudut Jasa Konstruksi, tentu saja akan melibatkan penilaian apakah pelaksanaan
Jasa Konstruksi di Indonesia telah mempunyai suatu landasan Hukum yang kuat,
juga apakah pelaksanaan jasa konstruksi disini telah berdasarkan prinsip
Market-Oriented. Jadi telah menterapkan sistem persaingan bebas sedemikian
sehingga jaminan keamanan terhadap pelaksanaan jasa konstruksi dapat berkembang
berdasarkan prinsip persaingan bebas, yang memungkinkan dunia usaha dibidang
Jasa Konstruksi ini betul-betul akan hidup dan berkembang secara sehat
berdasarkan prinsip-prinsip di atas dan didukung oleh pengembangan
Professionalisme.
Dalam hal perbandingan Sistem Konstruksi Baja
apabila kita bandingkan dengan sistem konstruksi beton akan dapat ditarik
kesimpulan berdasarkan kenyataan yang ada maka pelaksanaan konstruksi beton
akan lebih mudah dan lebih disukai dibandingkan dengan pelaksanaan Konstruksi
Baja, kerena itu penetapan besarnya nilai rating yang diambil adalah paralel
dengan hal tersebut diatas yaitu nilai 5 untuk konstruksi beton dan nilai 3
untuk konstruksi baja. Penilaian selanjutnya akan ditujukan kepada nilai-nilai
Eksternal yaitu efektif, ekonomis, durability, manfaat, integrasi terhadap
sistem lain dan tingkat gangguanya terhadap lingkungan hidup.
Pentingnya Sistem Management Kualitas
Gelombang globalisasi ekonomi akibat AFTA,
GATTS, APEC, WTO, dan lain sebagainya, telah menciptakan kancah kompetisi yang
semakin bebas dan ketat. Proteksi yang sebelumnya menjadi benteng bagi produk
barang dan jasa dalam negeri, akan hilang diterjang arus liberalisasi. Produk
barang dan jasa luar negeri akan bebas masuk ke pasar domestik. Menghadapi
situasi seperti ini, terdapat dua pilihan bagi para pelaku usaha jasa
konstruksi dan jasa konsultansi yaitu masuk dalam arena kompetisi atau keluar
arena kompetisi. Kedua keputusan tersebut memiliki konsekuensi yang sama
beratnya. Memasuki arena kompetisi tanpa kekuatan dan strategic sama saja
dengan bunuh diri. Keluar dari arena kompetisi tidak berarti luput dari
hempasan gelombang globalisasi, malahan boleh jadi dampaknya lebih dahsyat dari
pada ikut bertarung pada era kompetisi tersebut. Strategi kompetisi yang paling
dapat diandalkan oleh pelaku usaha jasa konstruksi dan jasa konsultansi adalah
“strategi kualitas”. Oleh karena itu, para pelaku usaha jasa konstruksi dan
konsultansi harus terus berusaha untuk mengembangkan konsepsi dan teknologi
kualitas, sejalan dengan kecenderungan globalisasi. Diantara alternatif pilihan
yang ada, nampaknya sistem manajemen kualitas ISO9000 dan Total Quality
Management (TQM) adalah pilihan yang tepat dan efektif bagi para pelaku
usahajasa konstruksi dan konsultansi. TQM mengembangkan konsep kualitas dari
sudut pandang pengguna jasa konstruksi dan jasa konsultansi yang mengartikan
kualitas adalah <!–[endif]–> kesesuaian. Bila suatu konstruksi prasarana
atau infrastruktur dibangun, dibiayai dan digunakan atau dimanfaatkan oleh
pengguna jasa (pemerintah dan masyarakat) sesuai dengan persyaratan , maka
dapat di katakana berkualitas. Persyaratan yang dimaksudkan adalah sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan penggunaj asa. Oleh karena itu dalam konsep TQM,
pengguna jasa bukan hanya diartikan sebagai pembeli bangunan, tetapi diartikan
juga sebagai proses berikutnya dan pihak yang menentukan persyaratan.
Usaha-usaha peningkatan dan pengendalian kualitas pada awalnya hanya dalam
lingkup penyedia jasa dan pengguna jasa. Sehingga diperlukan pihak ketiga yang
sifatnya independen. Kehadiran pihak ketiga ini dianggap lebih obyektif dan
dapat diterima kedua belah pihak. Sehingga memunculkan lembaga akreditasi di
beberapa negara dengan menggunakan produk standar seperti: ASTM, JIS, BS dan
lain sebagainya. Untuk memberikan jaminan pada semua pihak yang terlibat dalam
perdagangan global (termasuk pelayanan jasa konstruksi/ konsultansi) bagi pihak
pengguna jasa, diperlukan pihak ketiga yang independen dan dapat diterima semua
pihak. Demikian sedikit kupasan mengenai hubungan globalisasi, jasa konstruksi,
konsultansi dengan manajemen kualitas.
Sistem Management Kualitas Berdasarkan ISO
9000
ISO 9000 series adalah
standard quality manajemen yang dibentuk berdasarkan dari konvensi ISO/TC 176
(ISO Technical Committee 176) pada 1979. ISO-9000 di bentuk sebagai dasar dari
suatu seri standard quality manajemen, yang di susun secara lengkap pada 1982
dan dikenalkan secara umum pada 1983. ISO 9000 seri standard memperkenalkan
persyaratan-persyaratan penting yang perusahaan butuhkan untuk menjamin
konsistensi produksi dan pengiriman yang tepat waktu terhadap barang dan jasa
kepada pasar.
Persyaratan-persyaratan tersebut dapat
dipenuhi dengan jalan membangun standard-standard yang tersusun sebagai sistem
manajemen kualitas. Konsistensi terhadap semua kebutuhan dan persyaratan
konsumen setiap waktu adalah sangat penting untuk menjaga kepuasan dan
loyalitas pelanggan. Jika perusahaan kita tidak melaksanakan hal tersebut akan
membuat pasar dan pelanggan akan berpaling dari kita dan berpindah kepada
saingan kita.
ISO-9000 seri mampu memberikan keuntungan
dalam manajemen kualitas bagi semua organisasi ,baik organisasi besar maupun
kecil, organisasi masyarakat atau swasta tanpa terlalu mencampuri bagaimana
organisasi itu harus berjalan.
ISO-9000 menerangkan persyaratan-persyaratan
apa yang harus dipenuhi bukan bagaimana cara memenuhi persyaratan tersebut. Hal
ini memungkinkan adanya persamaan standart bagi semua organisasi atau
perusahaan tapi memberikan celah bagi organisasi tersebut untuk menyesuaikan
organisasinya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan orgainasi tersebut yang
berbeda dengan organisasi lainnya.
Dengan penerapan ISO-9000 dengan benar maka
organisasi akan mampu membangun perusahaannya sehingga mempunyai kemampuan
penyediaan barang dan pelayanan yang sesuai dengan keiniginan dan kebutuhan.
Hal ini akan membuat perusahaan lebih menarik bagi pelanggan baik lama atau
baru dan meningkatkan kepercayaan mereka bahwa perusahaan mampu memenuhi
harapan atau tuntutan mereka.
Perlu diketahui ISO-9000 merupakan standar
manajemen mutu bukan standar produk, sehingga perusahaan yang telah mendapat
sertifikat ISO 9000 tidak dapat mempublikasikan atau mengiklankan bahwa
produknya telah memenuhi standar internasional.
Selain itu untuk menjamin bahwa ISO 9000 dapat
menyesuaikan dengan perkembangan jaman maka setiap 6 tahun akan diadakan review
dan revisi terhadap standard ISO. Saat Ini ISO 9000-2000 adalah yang terbaru
dengan revisi dan pengurangan pada beberapa point. ISO 9000 seri mempunyai 3
standard yaitu : ISO 9001, ISO 9002 and ISO 9003.
Sumber : http://indrasummerainbow.wordpress.com/2011/10/30/project-quality-management/
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment